DESA TINGKIS
Desa Tingkis terletak di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur. Jarak Desa Tingkis dengan Kota Kabupaten Tuban kurang lebih 40 km, dengan arah Barat Daya dari Kota Kabupaten. Karena persediaan air yang cukup maka potensi pertaniannya cukup menjanjikan, selain itu keadaan udara juga masih segar dan sejuk.
A. DEMOGRAFI
Data dasar  profil Desa/Kelurahan diperoleh dari sumbernya sebagai hasil pencatatan (registrasi) di tingkat Dusun, Lingkungan, RW, RT. Di samping itu, data dasar profil Desa /Kelurahan juga bersumber dari keadaan/fakta karakter Desa/Kelurahan yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pengukurana/kelurahan yang diperolehdar yang dilakukan baik oleh aparat pemerintah Desa/Kelurahan sendiri, maupunyang dilakukan oleh pihak instansi tingkat atasan Desa/Kelurahan dan pihak lain yang kegiatannya diselenggarakan di wilayah Desa/ Kelurahan bersangkutan. 
 Keadaan Umum Wilayah Desa/kelurahan
a) Batas Wilayah Desa
Letak batas
 Desa/Kelurahan
Sebelah Utara Desa Mulyoagung
Sebelah Selatan Desa Mulyorejo 
Sebelah Barat Desa Mulyoagung
Sebelah Timur Desa Nguluhan
  Sumber data : Desa/ Kelurahan
b) Luas Wilayah Desa/kelurahan Menurut Penggunaanya
No Penggunaan Luas (ha)
1. Pemukiman 
  Pemukiman Pejabat Pemerintah -
  Pemukiman ABRI -
  Pemukiman Real estate -
  Pemukiman  KPR-BTN -
  Pemukiman Umum 72,12
  
2. Untuk bangunan 
  Perkantoran 0,5
  Sekolah 0,6
  Pertokoan/perdagangan -
  Pasar -
  Terminal -
  Tempat Peribadatan (masjid) 0.12
  Kuburan/makam 4
  Jalan 3.5 km
  Lain-lain -
 
 
3. Pertanian Sawah 
  Sawah Pengairan Teknis (irigasi) 103
  Sawah Tadah Hujan 46
  Sawah Pasang Surut -
 Jumlah Luas Sawah 149
  
4. Ladang/Tegalan 60,07
  
5.  Perkebunan -
 
 
6. Padang Rumput/Stepa 88.89
  
7. Hutan Buatan 112
  
8. Perikanan Darat/air Tawar 
  Tambak 0.2
  Kolam -
  
 Jumlah Luas Seluruhnya
 491
Sumber : Desa/ Kelurahan
c) Orbitasi, Waktu Tempuh, dan Letak  Desa/Kelurahan
No Orbitasi dan Jarak Tempuh
 Keterangan
1. Jarak ke Ibukota Kecamatan 2 km
2. Jarak ke Ibukota Kabupaten/Kotamadya 40 km
3. Jarak ke Ibukota Propinsi 135 km
4. Waktu Tempuh ke Ibukota Kecamatan 0,25 jam
5. Waktu Tempuh ke Ibukota Kabupaten/Kotamadya 1 jam
6. Waktu Tempuh ke Pusat Fasilitas Terdekat (ekonomi,kesehatan, pemerintahan) 0,25 jam
Sumber : Kecamatan, Desa/ Kelurahan 
Catatan : Diukur dengan mempergunakan alat transport yang digunakan masyarakat umum di Desa/Kelurahan bersangkutan. 
d) Ketersediaan Alat Angkutan Umum
No Keterangan Ada/Tidak ada
1. Setiap Saat (menit),Tiap Jam Tidak Ada
2. Setiap Hari Ada
3. Setiap Minggu Ada
Sumber : Kecamatan, Desa/ Kelurahan
e) Topografi Atau Bentang Lahan
No Bentang Lahan Luas (ha)
1. Dataran 150
2. Perbukitan / Pegunungan 341
 Jumlah 491
Sumber : Desa/ Kelurahan
f) Kondisi Geografis
No Kondisi Geografis Keterangan
1. Tinggi Tempat Dari Permukaan laut -
2. Curah Hujan Rata-rata per Tahun -
3. Keadaan Suhu Rata-rata 26 0 C
Sumber : Kecamatan
g) Kesuburan Tanah
No Tingkat Kesuburan
 Luas (ha)
1. Sangat Subur -
2. Subur 153
3. Sedang 208
4. Tidak Subur/ Kritis 130
 Jumlah
 491
Sumber : Pertanian, Perkebunan, PPL 
 Kependudukan
1. a)  Jumlah Penduduk Seluruhnya  : 3121  Jiwa
b)  Jumlah Kepala Keluarga (KK)  : 911 KK
2.  Jumlah Penduduk Dirinci menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin
No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah
  Laki-laki Perempuan 
1. 0-12 bulan 45 63 108
2. 13 bulan-4 tahun 161 172 333
3. 5-6 tahun 31 44 75
4. 7-12 tahun 195 183 378
5. 13-15 tahun 110 135 245
6. 16-18 tahun 157 163 320
7. 19-25 tahun 91 140 231
8. 26-35 tahun 161 172 333
9. 36-45 tahun 153 167 320
10. 46-50 tahun 135 139 274
11. 51-60 tahun 91 98 189
12. 61-75 tahun 107 118 225
13. Lebih dari 76 tahun 43 47 90
 Jumlah
 1480 1641 3121
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan  Dusun/Lingkungan RW/RT
3. Kepadatan Penduduk
No Keterangan Jumlah
1. Laki-laki 1480 jiwa
2. Perempuan 1641 jiwa
3. Jumlah seluruhnya 3121 jiwa
4. Kepadatan Penduduk 636 per km2
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan 
4. Perubahan Penduduk 
No Perubahan Jumlah
  Laki-laki Perempuan
1. Lahir 45 37
2. Meninggal Dunia 17 15
3. Penduduk Masuk (Datang) 13 9
4. Penduduk Keluar (Pergi) 3 2
 Jumlah 78 63
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan 
5. Kewarganegaraan Penduduk
No Keterangan Jumlah (orang)
1. Warga Negara Indonesia 3121
2. Warga Negara asing -
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan 
 Struktur Mata Pencaharian Penduduk
a) Subsektor Pertanian Tanaman Pangan
No Status Jumlah (orang)
1. Pemilik Tanah Sawah 585
2. Pemilik Tanah Tegal/Ladang 210
3. Penyewa/Penggarap 165
4. Buruh Tani 763
 Jumlah 1723
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan
b) Subsektor Pertenakan
No Status Jumlah (Orang)
1. Jumlah Pemilik Ternak Sapi 292
2. Jumlah Pemilik Ternak Kambing 168
3. Jumlah Pemilik Ternak Ayam 677
4. Jumlah Pemilik Ternak Kerbau -
5. Jumlah Pemilik Ternak Kuda 7
 Jumlah 1144
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan
c) Subsektor Industri
No Status Jumlah (orang)
1. Jumlah Pemilik usaha Kerajinan 1
2. Pemilik Usaha Industri Kecil 16
3. Pemilik Usaha Industri Sedang 1
 Jumlah 18
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan
d) Sektor Jasa/Perdagangan
No Status/Jenis Jasa/Perdagangan Jumlah 
1. Jasa Pemerintahan/non pemerintahan
a. Pegawai Negeri Sipil
• Pegawai Kelurahan
• Pegawai Kecamatan
• Guru
• ABRI/Polisi
• Mantri Kesehatan/Perawat
• Bidan
• Dokter
b. Pensiunan ABRI/Sipil
c. Pegawai Swasta
d. Pegawai Perhutani 
9
2
32
27
-
1
-
14
17
21
2. Jasa Perdagangan
a. Pasar Desa/Kelurahan
b. Warung
c. Kios
d. Toko 
-
7
5
17
4. Jasa Penginapan
a. Losmen
b. Hotel
c. Wisma
d. Asrama/Pondokan 
-
-
-
-
5. Jasa Komunikasi dan Angkutan
a. Angkutan Tak Bermotor
b. Angkutan Sepeda Motor
c. Mobil Kendaraan Umum
d. Perahu
e. Angkutan Laut 
7
5
3
-
-
6. Jasa Keterampilan
a. Tukang Kayu
b. Tukang Batu
c. Tukang Jahit
d. Tukang Cukur 
45
17
9
3
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan
e) Struktur Pemilikan Tanah
No Luas Pemilikan Tanah Jumlah (orang)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Kurang dari 0,1 ha
0,1-0,5 ha
0,6-1,0 ha
1,1-1,5 ha
1,6-2,0 ha
3-5 ha
6-8 ha
9-10 ha
Lebih dari 10 ha 112
307
106
48
23
5
-
-
-
Sumber : Pemerintahan desa/ Kelurahan
B. DESKRIPSI UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
 Sistem Religi
Sistem religi mempunyai wujud sebagai keyakinan, dan gagasan-gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh-roh halus, neraka, surga, dan sebagainya, tetapi mempunyai juga wujudnya yang berupa upacara-upacara, baik yang bersifat musiman maunpun yang kadangkala, dan kecuali itu setiap system religi juga mempunyai wujud sebagai benda-benda suci dan benda-benda religious.
Agama yang di anut sebagian besar penduduk Desa Tingkis adalah agama Islam dan ada juga Kristen tetapi persentasenya sangat kecil sekitar 0,2 % dan persentase pemeluk agam islam  99,8%. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang di lakukan khususnya oleh pemeluk agam islam di antaranya adalah : peringatan maulud Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra’ Mi’raj, peringantan Tahun Baru Hijriyah, pemotongan Hewan Kurban yang dilakukan pada saat Idhul Adha, pembagian Zakat Fitrah dan lain sebagainya.
 
Pemotongan  hewan kurban di halaman Masjid Jami’ Al-Ikhlas Desa Tingkis.
• Tradisi/Kebiasaan/Adat
1. Manganan (sedekah bumi)
Biasanya dilakukan di makam, perempatan jalan, jembatan, punden (tempat-tempat yang di anggap sebagai tempat keramat). Juga tempat lain yang di anggap membawa manfaat yang besar bagi penduduk sekitar, misalnya sebagai sumber air (Air Terjun Nglirip dan Sendang Watu) Makam-makam yang biasanya di gunakan untuk melakukan ritual sedekah bumi : Kayu Lemah, Mbanaran, Secang, Mbah buyut Talang, dan Singoproyo.
 
Acara Manganan yang di lakukan Di Makam  Kayu Lemah oleh warga desa Tingkis
   
Air Terjun Nglirip sebagai sumber air Desa Tingkis dan sebagai tempat wisata di Kabupaten Tuban
2. Upacara Kematian dan Peringatannya
Upacara kematian di Desa Tingkis sesuai dengan tuntunan Islami dan di lanjutkan dengan memperingati pada 3 hari, 40 hari, 100 hari, serta 1000 hari setelah kematian dengan cara di lakukannya tahlil, pengajian,slametan dan ada sembelih hewan seperti kambing dan sapi untuk menjamu tamu yang di undang dan masyarakat sekitar.
 
Acara tahlil yang dilakukan masyarakat desa Tingkis
 Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Kesenian yang ada di desa Tingkis antara lain :
1. Tayub Tuban (sindir)
 Unsur-unsur yang ada didalam Tayub
a. Panjak, yaitu penabuh gamelan
 
Panjak 
b. Waranggono, yaitu penari atau penyanyi yang melantunkan gending dan menari.
    
Waranggono
c. Landang, yaitu pemandu acara saat pertunjukan
 Alat-alat yang digunakan
a. Gamelan, terdiri dari gong, bonang, rebab,  gembangan, kendang, ketipung
 
Gamelan
b. Pengeras suara (sound)
 Urutan Pelaksanaannya
Gamelan ditabuh, landang memandu acara, waranggono melantunkan gending dan menari, dan tamu ikut menari bergiliran dengan di pandu oleh Landang. Dalam pelaksanaannya dalam suatu pertunjukan Tayub, Waranggono minimal 2 orang, bisa sampai 6 orang.
 
Pertunjukan tayub
2. Wayang Kulit
 Unsur-unsur yang Ada Dalam Wayang Kulit
a. Dalang, yaitu orang yang memainkan wayang kulit saat pertunjukan dan sekaligus mengatur jalannya cerita.
 
Dalang  sedang memainkan wayang saat pertunjukan
b. Sinden, yaitu pelantun gending
 
Sinden 
c. Panjak, yaitu penabuh gamelan
 
Panjak menabuh gamelan
 Alat-alat yang digunakan
c. Gamelan, terdiri dari gong, bonang, rebab,  gembangan, kendang, ketipung
 
Gamelan 
d. Pengeras suara (sound)
 Dalam suatu pertunjukan wayang kulit harus ada cerita atau tema (lakon) dalam pertunjukan, contohnya : Bimo Suci, Wahyu Makutaromo, Lahire Gatut Koco, Petruk jadi Ratu,dan lain-lain.
 
Pertunjukan wayang kulit
3. Hadroh
 Unsur-unsur yang Ada Dalam Hadroh
a. Vocal, terdiri antara 2-8 orang
 
vocal hadroh melantunkan lagu-lagu Islam saat pertunjukan 
b. Penabuh, terdiri antara 5-10 orang
 
Penabuh 
 Alat-alat yang di dunakan
a. Rebana
b. Tambur
 Hadroh lebih cenderung melantunkan lagu-lagu islam
 Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa keseharian yang digunakan oleh penduduk desa Tingkis adalah bahasa jawa. Dengan logat yang khas bahasa Tuban. Contohnya ketela pohon di sebut “ menyok”, ketela rambat disebut “telo”, dan menggunakan imbuhan partikel “leh” pada kata-kata tetentu, contohnya : “ojo ngono leh” yang artinya “jangan begitu”.
 Mata Pencaharian
Sebagian besar pekerjaanyan sebagai petani, ada juga sebagai PNS (guru), polisi, TNI, buruh tani, pembantu rumah tangga, pegawai perhutani, pedagang, pengusaha kecil (home industry), misalnya pembuat tahu, tempe, tukang batu, tukang kayu.
 
Penyiangan rumput pada tanaman padi oleh buruh tani Desa Tingkis
 
Pembuatan tempe 
 Teknologi
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
o senjata
o Alat-alat produktif
o wadah
o alat-alat menyalakan api
o makanan
o pakaian
o tempat berlindung dan perumahan
o alat-alat transportasi
Teknologi yang ada di Desa Tingkis antara lain adalah :
a. Teknologi Pertanian
• Penggunaan Traktor, yaitu alat atau mesin yang digunakan untuk mengolah lahan pertanian
 
Traktor, untuk mengolah lahan pertanian
• Mesin perontok padi
 
Mesin perontok padi
• Mesin penggilingan Padi
 
Tempat penggilingan padi
• Mesin pompa air
 
Pompa air, untuk irigasi
b. Teknologi Industri Kecil
• Mesin Pengolah tahu
 
Mesin pengolah tahu
• Mesin Penggiling Kedelai
 
Mesin pembuat tempe
 
Proses pembuatan tempe
• Mesin pemecah batu
 
Mesin pemecah batu
     
     Batu pecahan yang dihasikan oleh mesin pemecah batu
 Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral. Di Desa Tingkis kekerabatannya sebagian besar masih berasal dari keluarga asli Desa Tingkis dan sebagian kecil berasal dari luar daerah Tingkis. Misalnya dari Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Malang, Banyuwangi ada juga yang berasal dari Jawa Tengah, Jakarta, bahkan dari luar Jawa, yaitu Lampung dan Palembang.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Di Desa Tingkis oraganisasi social yang ada diantaranya adalah : AMPI ( Angkatan Muda Pembaruan Indonesia ) dan Kelompok Tani Sumber Makmur.
C. ASAL-USUL DAN  GAMBARAN KEADAAN DESA TINGKIS
 
Keadaan Desa Tingkis yang dikelilingi oleh perbukitan
Gambaran Keadaan Wilayah Desa Tingkis
Desa Tingkis dirasakan cukup aman untuk tempat tinggal karena di tepi Desa sebelah Timur dan Utara dikelilingi oleh perbukitan dan mempunyai sumber air besar yang bermanfaat bagi kehidupan, misalnya untuk minum dan lahan pertanian sehingga cadangan air, cukup untuk mengolah tanah sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau, sehingga persediaan air cukup melimpah dibandingkan daerah-daerah lainnya, karena persediaan ari cukup melimpah maka potensi pertanian di Desa Tingkis sangat menjanjikan dan Tingkis merupakan penghasil padi yang cukup besar di Kabupaten Tuban. Pola tanam pertanian di Desa Tingkis selain penghasil padi juga ada jagung, kedelai, kacang panjang, dan Lombok. Secara keseluruhan keadaan ekonomi masyarakat Desa Tingkis cukup dinamis, hal ini cukup di tunjang oleh program pemerintah Kabupaten Tuban yaitu penyediaan sarana infrastruktur berupa jalan poros  desa dan jalan lingkungan yang sudah beraspal yang meruoakan program PPM ( Proyek Pemberdayaan Masyarakat) mulai tahun 2001 hingga sekarang. Program PPM di Kabupaten Tuban merupakan program handalan yang mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat.
Asal-usul Desa Tingkis
Pada zaman pejajahan Belanda banyak tentara yang berasal dari Desa Tingkis dan luar Tingkis. Perang melawan penjajah banyak terjadi di luar Tingkis. Jarang sekali penjajah memasuki kawasan Tingkis karena selalu gagal mengalahkan tentara Indonesia, dan kemenangan berada di tentara Indonesia jika peperangan terjadi di kawasan Desa Tingkis. Hal tersebut terjadi berulang-ulang, setiap terjadi peperangan di Desa Tingkis pasti Tentara Indonesia meraih kemenangan. Jika terjadi peperangan di luar Desa Tingkis dan Tentara Indonesia terdesak maka Tentara Indonesia selalu lari dan bersembunyi di Desa Tingkis. Persembunyian  di Desa Tingkis dirasakan cukup aman untuk tempat tinggal karena di tepi desa sebelah timur dan utara dikelilingi oleh perbukitan, dan Di Desa Tingkis dianggap bisa melindungi Tentara Indonesia,sehingga penyerangan oleh penjajah di Desa Tingkis selalu di   “TANGKIS” atau di tahan, oleh karena itu tempat persembunyian tentara tersebut selanjutnyadisebut “ DESA TINGKIS” dari kata “ TANGKIS”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terimakasih atas informasinya,, selain Desa Tingkis, apa juga punya data tentang Desa Mulyorejo? terimakasih.
BalasHapusAssalualaikum wr wb , makasih min buat infonya sangat membantu dan menambah wawasan
BalasHapus